Assalamualaikum...
Sahabat
petrogirl, pernah denger gak sih Liquid Loading dalam sumur gas? Mungkin buat
yang masih awam tentang perminyakan belum pernah denger kali ya..tapi buat
petroleum Engineer pasti gak asing lagi donk?... tulisan ini untuk sekedar
sharing aja..jadi kalo ada kesalahan n kekurangan,langsung di koreksi aja ya.. J
Buat
yang pengen tau yuks sama-sama kita belajar tetntang Liquid loading dalam Sumur
gas..
Liquid
Loading dalam sumur gas adalah suatu akumulasi cairan dalam sumur gas sebagai
akibat dari penurunan kecepatan gas sehingga fasa gas tidak mampu
mentransportasikan droplet liquid ke permukaan dan menimbulkan back pressure ke
formasi.
Liquid loading mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap produksi sumur gas, karena apabila akumulasi cairan ini sudah
terjadi maka cairan tersebut dapat mematikan sumur, tentunya akan berdampak
pada penurunan produksi gas.
Proses
terjadinya Liquid loading :
- Tahap 1 : Pada awal komplesi,
sumur gas pada umumnya memiliki tekanan reservoir dan laju alir yang masih
tinggi, sehingga kecepatan gasnya pun cukup untuk mentransportasikan cairan
sampai ke permukaan. Pada tahapan ini, kecepatan gas lebih besar atau
sama dengan kecepatan gas minimum yang dibutuhkan untuk mengangkat cairan
secara kontinu dari sumur ke permukaan. Gambar (a) memperlihatkan droplet liquid yang tersuspensi dalam kecepatan
gas yang tinggi selama ditransportasikan ke permukaan.
- Tahap 2 : Seiring dengan
berjalannya waktu, tekanan reservoir akan berkurang sehingga menurunkan laju
alir gas. Karena kecepatan gas berkaitan langsung dengan laju alir gas maka
kecepatan gas pun akan menurun. Pertama kecepatan gas turun di bawah kecepatan
gas kritis yang diperlukan untuk mengangkat cairan. Kemudian droplet
cairan yang tersuspensi dalam fasa gas mulai turun dan terakumulasi di dasar
sumur. Hal ini akan menghalangi flow area efektif bagi gas dan
mengganggu proses produksi gas. Gambar (b) memperlihatkan bahwa cairan mulai
terakumulasi di dasar sumur.
- Tahap 3 : Seperti yang telah dijelaskan
diatas, akumulasi cairan di dasar sumur, seakan-akan membentuk downhole
choke, akan menurunkan flow area bagi fasa gas. Karena kecepatan gas
berbanding terbalik dengan flow area, maka kecepatan gas akan meningkat.
Pengurangan flow area ini akan mengakibatkan pressure drop yang
lebih besar melalui kolom akumulasi cairan. Pressure drop tersebut akan
terus bertambah sampai tekanan downstream mendapatkan tekanan yang
diperlukan untuk mengangkat cairan melalui tubing ke permukaan. Gambar (c)
memperlihatkan slug cairan selama terbawa ke permukaan.
- Tahap 4
: Umumnya sebuah sumur akan mengalami siklus bolak-balik antara tahap 2 dan tahap 3. Bagaimanapun, seiring dengan berjalannya waktu, selisih
waktu antara slug cairan yang terproduksi di permukaan akan semakin
besar. Hal ini terjadi karena bertambahnya waktu yang diperlukan tekanan
reservoir untuk mendapatkan tekanan yang diperlukan untuk mendorong slug cairan
ke permukaan. Akhirnya, penambahan back
pressure yang semakin mendesak ke formasi oleh akumulasi cairan akan
menghalangi energi reservoir, sehingga sumur akan terload up dan mati
seperti yang diperlihatkan pada Gambar (d).
Gambar Tahap Liquid Loading
Sumur gas yang telah mengalami problem
liquid loading dapat diatasi dengan beberapa metode seperti :
1.
Alternate flow/ Shut-in : Metode ini dilakukan dengan cara
menutup sumur gas sementara waktu untuk mem- build up sumur dan kemudian
memproduksikannya kembali.
2.
Swabbing : Metode
ini dilakukan dengan cara memasang
alat penyedot ke bawah permukaan dan mengangkat fluida ke permukaan. Tujuan
dari metode ini hanya mengangkat cairan dari lubang sumur sampai energi
reservoir mampu menanggulangi head hidrostatik
yang tersisa sehingga dapat mengalir dengan sendirinya.
3.
Beam Pump Units : metode ini dilakukan dengan cara memompakan
cairan melalui tubing dan gas diproduksi melalui annulus. Tubing
di tempatkan dekat dengan perforasi bagian bawah atau di bawah perforasi. Hal
ini mencegah kerusakan akibat gas di dalam pompa.
4.
Plunger Lift : Metode
ini menggunakan Plunger baja dengan sebuah katup ditempatkan dalam rangkaian
tubing. Pada bagian bawah tubing adalah tempat pembuka dimana gas dan liquid
dapat lewat ke dalam tubing. Ketika plunger di tempatkan pada bagian bawah
tubing, tubing ditutup dan seluruh produksi melalui annulus. Tekanan casing
naik dan energinya tersimpan di dalam annulus untuk menggerakkan plunger dan liquid
di atas plunger hingga ke permukaan. Sebuah katup (motor valve)
digunakan untuk mengontrol siklus laju alir plunger (di atur oleh waktu, time
clock).
5.
Small Tubing String : Tujuan
penggunaan rangkain tubing kecil ini adalah mengurangi daerah alir sehingga
meningkatkan velocity gas dan liquid terangkat ke permukaan.
6.
Flow Control : Alat
ini mirip dengan katup gas lift dengan time control. Alat ini bekerja
dengan prinsip intermittent gas lift. Alat kontrol permukaan beroperasi
dengan prinsip membiarkan sumur mengalir hingga laju alir gas kritik terjadi
kemudian mematikan sumur.
7.
Soap Injection : Tujuan
penggunaan foaming agent adalah untuk menciptakan ikatan molekul antara
fasa gas dan fasa cair dan untuk menjaga stabilitas foam sehingga
akumulasi cairan dapat ditransportasikan ke permukaan dalam bentuk slurry
foam. Foaming agent lebih dipilih untuk diaplikasikan pada sumur gas
dengan rate produksi air yang rendah.
8.
Gas Lift : Metode
gas lift bisa digunakan secara
kontinu maupun intermittent. Tujuan dari metode ini adalah menginjeksikan gas
bertekanan tinggi pada titik serendah mungkin untuk menurunkan head hidrostatik
diatas titik tersebut dan membuat kecepatan gas mampu mentransportasikan cairan
ke permukaan.
9.
Tubing/Nitrogen : Metode
ini prinsipnya sama dengan gas lift. Penggunaaan nitrogen harus mendapat
perhatian lebih terutama jika tekanan dasar sumur rendah. Tetapi metode ini
sangat mahal dan frekuensi untuk melakukan unloading relatif tinggi.
10. Venting
: Melakukan
venting pada sumur ke atmosfer merupakan metode yang bisa dipakai untuk
melakukan unloading. Metode ini cukup murah dan relatif efektif.
Kekurangan dari metode ini biasanya terbentur pada peraturan lingkungan yang
melarang venting gas ke atmosfer. Lagi pula ada produksi yang hilang selama
proses venting dilakukan. Biaya yang dikenakan untuk metode ini sebesar
produksi yang hilang.
Naah...sahabat Pterogirl, gimana udah ada gambaran mengenai Liquid
loading dalam sumur gas ? untuk lebih jelasnya silahkan aja cari referensinya
di :
1.
Ali,
Ghalambor, Boyun Guo.; “A
Systematic Approach to Predicting Liquid Loading in Gas Well”, U. of
Louisiana di Lafayette, SPE
Beggs,
Dale. H.; “Gas Production
Operations”; Oil and Gas Consultant International. Inc.; OGCI
Publication, Tulsa Oklahoma; USA;1995.
Brown,
Kermit E.; Beggs, Dale. H; “The
Technology Of Artificial Lift Methods”; Volume I; Penwell Publishing
Company, Tulsa, Oklahoma, 1980.
4.
Solomon, F.A, Falcone, G,; “Critical Review Exiting Solutions to
Predict and Model Liquid Loading in Gas Well”, SPE, Texas A&M
University, 2008.
5.
Turner, R.G.,
M.G Hubbard, and A.E. Dukler. “Analysis
and Prediction of Minimum Flow Rate for the continous Removal of liquid from
Gas Well”, Journal of Petroleum technology,p.1475, November 1969.
Sumber : Teknik produksi no TP.06.06 Pertamina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar